(Terjemahan dari the Laws of Table Tennis, ITTF
Handbook 2017)
2.1
MEJA
2.1.1 Permukaan meja atau meja tempat
bermain harus berbentuk segi empat dengan panjang 2,74 m dan lebar 1,525 m dan
harus datar dengan ketinggian 76 cm di atas lantai.
2.1.2 Permukaan meja tidak termasuk sisi vertikal
permukaan meja.
2.1.3 Permukaan meja boleh terbuat dari
bahan apa saja namun harus menghasilkan pantulan sekitar 23 cm dari bola yang
dijatuhkan dari ketinggian 30 cm.
2.1.4 Seluruh permukaan meja harus berwarna
gelap dan pudar dengan garis putih selebar 2 cm, pada tiap sisi panjang meja 2,74
m dan lebar meja 1,525 m.
2.1.5 Permukaan meja dibagi dalam 2 bagian
yang sama secara vertikal oleh net, pararel dengan garis akhir dan harus
melewati lebar permukaan masing-masing bagian meja.
2.1.6
Untuk ganda, setiap bagian meja harus
dibagi dalam 2 bagian yang sama dengan garis tengah berwarna putih selebar 3
mm, pararel dengan garis lurus sepanjang kedua bagian meja, garis tengah
tersebut harus dianggap menjadi 2 bagian kiri dan kanan.
2.2
PERANGKAT NET
2.2.1 Perangkat net harus terdiri dari net, tali
suspensi dan kedua tiang penyangga, termasuk kedua penjepit yang dilekatkan ke
meja.
2.2.2 Net harus ada suspensi dengan bantuan
tali yang melekat pada kedua sisi atas tiang setinggi 15,25 cm, batas
perpanjangan kedua tiang di setiap sisi akhir lebar meja adalah 15,25 cm dari
tepi meja.
2.2.3 Ketinggian sisi atas net secara
keseluruhan harus 15,25 cm di atas permukaan meja.
2.2.4 Dasar net sepanjang lebar meja harus
rapat dengan permukaan meja dan perpanjangan ujung net harus serapat mungkin
dengan tiang penyangga.
2.3
BOLA
2.3.1 Bola harus bulat dengan diameter 40
mm.
2.3.2 Berat bola harus 2,7 gram.
2.3.3 Bola harus terbauat dari bahan
celluloid atau sejenis bahan plastik dan harus berwarna putih atau oranye dan
pudar (tidak mengkilap).
2.4
RAKET/BET
2.4.1 Ukuran, berat, bentuk raket tidak
ditentukan, tapi daun raket harus datar dan kaku.
2.4.2 Ketebalan daun raket minimal 85 %
terbuat dari kayu, dapat dilapisi dengan bahan perekat yang berserat seperti
fiber karbon atau fiber glass atau bahan kertas yang dipadatkan, bahan tersebut
tidak lebih dari 7,5 % dari total ketebalan atau 0,35 mm, yang mana yang lebih
sedikit/tipis.
2.4.3 Sisi daun raket yang digunakan untuk
memukul bola harus ditutupi karet bintik biasa, dengan karet bintik yang
menonjol keluar (karet pletok) namun memiliki ketebalan termasuk lapisan lem
perekat tidak lebih dari 2 mm, atau karet lunak (Sandwich Rubber) dengan karet
bintik ke dalam atau ke luar, dengan ketebalan raket seluruhnya tidak lebih
dari 4 mm termasuk lem perekat.
2.4.3.1 Karet
bintik biasa adalah lapisan tunggal yang bukan
karet celular, dapat sintetik atau karet alam, dengan bintik yang menyebar di
permukaan raket secara merata dengan kepadatan tidak kurang dari 10 per-cm
kuadrat dan tidak lebih dari 30 per-cm
kuadrat.
2.4.3.2
Karet lunak (Sandwich
Rubber) adalah lapisan tunggal dari karet cellular yang ditutupi dengan lapisan
luar karet bintik biasa, ketebalan dari karet bintik tidak lebih dari 2 mm.
2.4.4 Karet penutup daun raket tidak boleh melebihi
daun raket/blade itu sendiri, kecuali
pada bagian terdekat dari kayu yang dipegang (handle) dan bagian yang digenggam
oleh jari-jari dapat ditutupi oleh bahan lain atau tidak ditutupi.
2.4.5 Daun raket/blade, seluruh lapisan yang yang ada di dalamnya dan lapisan karet
atau lemnya harus merata (berkesinambungan) dan bahkan ketebalannya juga harus
merata.
2.4.6 Permukaan raket yang tertutup karet maupun
tidak, harus berwarna pudar, yaitu merah di satu sisi dan hitam di sisi lain.
2.4.7 Permukaan raket tidak boleh diberikan treatment bahan kimia, fisika maupun
bahan lain.
2.4.7.1 Apabila terjadi sedikit kekurangan/penyimpangan
pada warna dan
kesinambungan permukaan akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh
kejadian
yang tidak disengaja dapat diizinkan sepanjang tidak merubah
karakteristik dari permukaan raket.
2.4.8
Pada permulaan permainan dan kapan
saja pemain mau menukar raketnya selama permainan berlangsung, seorang pemain
harus menunjukkan raketnya pada lawannya dan pada wasit serta harus mengizinkan
mereka (wasit dan lawannya) untuk memeriksa/mencobanya.
2.5
DEFINISI
2.5.1
Suatu rally adalah suatu
periode selama bola dalam permainan.
2.5.2
Bola dalam permainan dimulai dari saat terakhir diam di
telapak tangan bebas sebelum bola dilambungkan pada saat servis hingga rally diputuskan sebagai suatu let/poin.
2.5.3 Suatu let adalah suatu rally yang hasilnya tidak dinilai/dihitung.
2.5.4 Suatu poin adalah hasil suatu rally yang hasilnya dinilai/dihitung.
2.5.5 Tangan raket adalah
tangan yang memegang raket.
2.5.6 Tangan bebas adalah
tangan yang tidak memegang raket.
2.5.7 Seorang pemain memukul bola
jika dia menyentuhnya dengan raket yang dipegangnya atau dengan tangan raket di
bawah pergelangan tangan ketika bola masih dalam permainan.
2.5.8 Seorang pemain dikatakan obstruct jika dia atau apa saja yang
dipakai atau dibawanya menyentuh/mengenai
bola ketika bola masih berada/melintas di atas permukaan meja dan
belum melewati garis akhir, atau belum menyentuh bagian mejanya sejak dipukul
oleh lawannya.
2.5.9 Pelaku Servis / Pemain yang melakukan
servis (server) adalah pemain yang memukul bola pertama
kalinya dalam suatu rally.
2.5.10
Penerima bola (receiver)
pemain yang memukul bola yang kedua pada sutu rally.
2.5.11
Wasit adalah
seorang yang ditunjuk untuk mengawasi permainan.
2.5.12 Pembantu wasit adalah
seorang yang ditunjuk untuk membantu dengan keputusan–keputusan tertentu.
2.5.13
Sesuatu yang dipakai atau dibawa oleh seorang pemain adalah segala
sesuatu yang dipakai atau dibawa, kecuali bola, pada saat rally dimulai.
2.5.14
Garis akhir merupakan termasuk
perpanjangannya pada kedua arah tepi meja.
2.6
SERVIS YANG BENAR
2.6.1 Servis dimulai dengan bola diam secara
bebas di atas permukaaan telapak tangan bebas pelaku servis.
2.6.2 Pelaku servis harus melambungkan bola
secara vertikal tanpa putaran/spin, sehingga bola naik minimal 16 cm dari
permukaan tangan bebas, kemudian turun tanpa menyentuh apapun sebelum dipukul.
2.6.3 Pada saat bola turun, pelaku servis
harus memukulnya sehingga menyentuh mejanya terlebih dahulu dan setelah
melewati net kemudian langsung menyentuh meja dari penerima. Pada permainan
ganda, bola harus menyentuh bagian kanan dari masing-masing meja pelaku servis
dan penerima secara berurutan.
2.6.4
Dari mulai servis hingga bola dipukul,
bola harus di atas perpanjangan permukaan meja permainan (di belakang batas
akhir meja) pelaku servis, dan bola tidak boleh ditutupi/terhalang oleh bagian
badan atau pakaian pelaku servis atau pasangannya.
2.6.5
Segera
setelah bola dilambungkan, tangan bebas harus
disingkirkan/ditarik dari garis bebas antara bola dan net. Ruang bebas antara
bola dan net didefinisikan antara bola dan net serta garis perpanjangannya ke
atas hingga tak ditentukan ketingginya.
2.6.6
Menjadi tanggung jawab pemain untuk
melakukan servis agar terlihat oleh wasit atau pembantu wasit sesuai dengan
persyaratan servis.
2.6.6.1
Jika wasit ragu atas keabsahan suatu
servis, pada kesempatan pertama pada pertandingan tersebut, wasit boleh menyatakan let dan
memperingatkan pelaku servis. Setiap keraguan pada servis berikutnya untuk
pemain atau pasangannya dalam satu pertandingan akan menghasilkan 1 poin untuk
lawannya.
2.6.7
Pengecualian, wasit dapat melonggarkan
persyaratan servis yang baik jika diyakini bahwa rintangan tersebut disebabkan
oleh kemampuan fisik yang tidak normal.
2.7
PENGEMBALIAN YANG BENAR
2.7.1
Bola, setelah diservis atau
dikembalikan, harus dipukul sehingga menyentuh meja lawan setelah melewati net,
baik secara langsung maupun setelah menyentuh net.
2.8
URUTAN PERMAINAN
2.8.1
Pada permainan tunggal, pelaku servis
harus melakukan servis yang benar terlebih dahulu, kemudian penerima harus
melakukan pengembalian yang benar setelah itu pelaku servis dan penerima secara
bergantian melakukan pengembalian yang benar.
2.8.2
Pada permainan ganda, (kecuali pada
poin 2.8.3) pelaku servis harus melakukan servis yang benar terlebih dahulu, kemudian
penerima melakukan pengembalian bola dengan baik, selanjutnya pasangan masing-masing
melakukan pengembalian dan akhirnya secara bergiliran setiap pemain melakukan
pengembalian yang benar.
2.8.3
Pada permainan ganda, jika salah satu
pemain duduk di kursi roda karena keterbatasan fisik, pelaku servis harus
melakukan servis yang benar terlebih dahulu, kemudian penerima melakukan
pengembalian bola dengan baik, selanjutnya siapa saja dari pasangan disabilitas
boleh melakukan pengembalian yang benar. Tetapi tidak boleh ada bagian dari
kursi roda maupun kaki dari pasangan pemain disabilitas ini yang menonjol
melewati garis tengah imaginer pembagi meja permainan. Apabila terjadi, maka 1
poin untuk lawan.
2.9
SUATU LET
2.9.1
Rally
dinyatakan let jika:
2.9.1.1
Jika pada saat servis, bola melewati
net dan menyentuhnya, kemudian bola masuk atau dipukul/obstruct oleh penerima atau pasangannya.
2.9.1.2
Jika servis dilakukan pada saat
penerima atau pasangannya belum siap dan baik penerima atau pasangannya tidak
berusaha memukul bola/mengembalikan.
2.9.1.3
Jika gagal melakukan servis atau
mengembalikannya dengan benar sesuai dengan peraturan akibat gangguan dari
luar.
2.9.1.4
Jika permainan distop oleh wasit atau pembantu wasit.
2.9.1.5
Pada saat servis dengan benar, jika
penerima duduk di kursi roda karena keterbatasan fisik:
2.9.1.5.1 Setelah bola menyentuh permukaan meja
penerima dan bola kembali ke arah net.
2.9.1.5.2 Bola mengarah ke bagian luar meja
penerima.
2.9.1.5.3 Pada permainan single, bola meninggalkan meja penerima setelah menyentuh garis
pembatas sisi meja.
2.9.2
Permainan dapat dihentikan:
2.9.2.1
Untuk mengoreksi kesalahan urutan
servis, penerima atau tempat.
2.9.2.2
Untuk memulai sistim percepatan waktu.
2.9.2.3
Untuk menghukum dan memperingati
pemain.
2.9.2.4
Karena kondisi permainan terganggu dan
mempengaruhi hasil rally.
2.10
SUATU POIN/SKOR
2.10.1
Selain rally dinyatakan let, pemain dinyatakan mendapat poin jika:
2.10.1.1 Jika lawannya gagal melakukan servis
dengan benar.
2.10.1.2
Jika lawannya gagal mengembalikan bola
dengan benar.
2.10.1.3 Jika sebelum bola dipukul oleh
lawannya, bola menyentuh apa saja selain net sebelum dipukul oleh lawannya.
2.10.1.4 Jika setelah dipukul oleh lawan, bola
(yang datang) melewati garis akhir meja, tanpa menyentuh meja.
2.10.1.5 Jika setelah dipukul oleh lawan, bola
melewati bawah net, atau antara net dan penyangga net atau antara net dan meja.
2.10.1.6 Jika lawannya menyentuh/obstruct bola.
2.10.1.7 Jika lawannya menyentuh/memukul bola
dua kali secara beruntun.
2.10.1.8 Jika lawannya memukul bola dengan sisi
daun raket yang tidak tertutupi karet atau tidak sesuai dengan ketentuan poin 2.4.3,
2.4.4 dan 2.4.5.
2.10.1.9 Jika lawannya atau apa saja yang
dipakainya menggerakkan permukaan meja.
2.10.1.10
Jika lawannya atau apa saja yang
dipakai menyentuh net.
2.10.1.11
Jika tangan bebas lawannya menyentuh
permukaan meja.
2.10.1.12
Jika dalam permainan ganda lawannya
memukul bola di luar urutannya.
2.10.1.13
Seperti yang dijelaskan dalam sistim
percepatan waktu (poin 2.15.4).
2.10.1.14
Jika kedua pemain/pasangan duduk di
kursi roda karena keterbatasan fisik, dan:
2.10.1.14.1 Lawan
tidak dapat mempertahankan kontak minimum dengan kursi/bantal, dengan bagian
belakang paha, saat memukul bola.
2.10.1.14.2 Lawan
menyentuh meja dengan tangan sebelum memukul bola.
2.10.1.14.3 Kaki
atau footrest lawan menyentuh lantai selama permainan.
2.10.1.15 Seperti yang dijelaskan dalam poin
2.8.3
2.11
SUATU GAME/SET
2.11.1
Suatu game dinyatakan dimenangkan oleh
seorang pemain/pasangan adalah yang pertama mendapat poin 11, kecuali
kedua pemain atau pasangan sama mendapat poin 10, pada situasi ini,
salah satu pemain atau pasangan harus mendapat selisih kemenangan 2 poin
atas lawannya.
2.12
SUATU PERTANDINGAN
2.12.1
Suatu pertandingan terdiri dari game/set
ganjil terbaik.
2.13
MEMILIH SERVIS MENERIMA BOLA, ATAU
TEMPAT
2.13.1
Hak untuk memilih urutan servis,
menerima bola, atau tempat harus diputuskan oleh undian dan pemenangnya dapat
memilih servis, menerima bola atau memilih tempat terlebih dahulu.
2.13.2
Bila salah satu pemain/pasangan telah
memilih servis atau menerima atau memilih tempat, maka lawannya harus memilih
yang lainnya.
2.13.3
Setelah mencapai 2 (dua) poin, penerima/pasangan
yang harus menjadi pelaku servis, dan seterusnya secara bergantian hingga game selesai,
kecuali kedua pemain/pasangan telah sama – sama mencapai poin 10 atau sistim
percepatan waktu diperlakukan, maka urutan servis dan menerima tetap sama
tetapi setiap pemain harus melakukan servis 1 kali secara bergantian.
2.13.4
Pada setiap pertadingan ganda,
pasangan yang melakukan servis terlebih dahulu harus menentukan siapa dari
mereka yang melakukan servis pertama dan penerima bola juga harus menentukan
siapa yang terlebih dahulu menerima bola, dalam game/set berikutnya, pemain
yang menerima bola pertama kali menjadi pemain yang melakukan servis pertama kepada
yang melakukan servis pada set/game sebelumnya.
2.13.5
Dalam permainan ganda, pada setiap
pergantian servis, pemain yang sebelumya menerima bola menjadi pelaku servis
dan pasangan yang sebelumnya melakukan servis menjadi penerima.
2.13.6
Pemain/pasangan yang melakukan servis
pertama pada suatu game/set menjadi penerima pada game/set berikutnya dan pada
game/set terakhir (penentuan) pada pertandingan ganda, pasangan yang menerima
bola kemudian harus merubah urutan yang menerima apabila salah satu pasangan
telah mencapai poin 5.
2.13.7
Pemain/pasangan yang memulai pada
suatu sisi (tempat) dalam suatu game akan pindah tempat pada game berikutnya
dan pada game/set penentuan, pemain/pasangan, harus tukar tempat jika salah
satunya telah mendapat skor 5.
2.14
KESALAHAN URUTAN SERVIS, PENERIMA,
ATAU TEMPAT
2.14.1
Jika pemain melakukan kesalahan urutan
servis (server maupun receiver), permainan harus segera dihentikan oleh wasit dan
dilanjutkan sesuai dengan urutan yang sebenarnya siapa yang seharusnya
melakukan servis dan menerima bola pada skor/angka yang telah dicapai, sesuai
dengan urutan pada saat mulai pertandingan, dan dalam ganda, sesuai dengan
urutan pemain yang telah ditetapkan, melakukan servis pertama dalam game/set
tersebut sejak kesalahaanya ditemukan.
2.14.2
Jika para pemain tidak bertukar tempat
pada saat mereka seharusnya melakukannya, wasit harus menghentikan permainan
dan dilanjutkan sesuai dengan pemain yang sebenarnya pada skor yang telah
diraih, disesuaikan dengan uutan yang telah ditetapkan pada saat pertandingan
dimulai.
2.14.3
Dalam keadaan apapun semua poin yang
telah diraih sebelum kesalahan ditemukan harus dihitung.
2.15
SISTEM PERCEPATAN WAKTU ( Expedite
System )
2.15.1 Kecuali yang diatur dalam poin 2.15.2,
sistim percepatan waktu harus diberlakukan jika permainan tidak selesai dalam
waktu 10 menit atau pada awalnya telah diminta oleh kedua pemain/pasangan.
2.15.2
Sistem percepatan waktu tidak dimulai
apabila minimal 18 poin telah didapatkan.
2.15.3 Jika bola masih dalam permainan ketika
batas waktu telah habis, permainan harus dihentikan oleh wasit dan dilanjutkan
dengan mengulang servis oleh pemain yang melakukan servis pada saat permainan
berlangsung. Namun jika bola tidak dalam permainan ketika batas waktu telah
tercapai, permainan dilanjutkan dengan pemain yang melakukan servis adalah
pemain yang menerima bola sebelumnya.
2.15.4
Setelah itu, setiap pemain harus
melakukan servis 1 kali secara bergantian dan pemain/pasangan yang menerima
bola harus mendapat poin bila telah melakukan 13 kali pengembalian dengan
benar.
2.15.5
Pemberlakuan sistem percepatan waktu
tidak mengubah urutan servis dan menerima pertandingan seperti diatur dalam
poin 2.13.6.
2.15.6
Sekali diterapkan, sistim percepatan
waktu harus terus diberlakukan hingga pertandingan selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar